Akhlak Mahmudah dan Madzmumah
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKHLAK DAN PEMBAGIANYA
Dalam memahami apa itu akhlak, dapat digunakan 2 pendekatan yakni secara kebahasan dan istilah (terminologi). Akhlak berasa dari bahasa arab yakni kata “khuluqun” yang berarti perangai,tingkah laku,tabiat atau budi pekerti. Baik kata akhlak ataupun khuluk, keduanya dijumpai pemakaianya baik dalam Al quran maupun Al Hadits.
“Dan sesungguhnya kamu benar benar berbudi pekerti yang agung”( QS.Al Kalam ayat 4)
“Orang mukmin yang paling sempurna keimananya adalah orang yang sempurna budi pekertinya”(HR.Tirmidzi)
Sedangkan secara epistomologi (istilah) sebagai perspektif pemikiran dari para ahli tassawuf ,misalnya Ahmad Amin yang mendefinisikan akhlak sebagai “kehendak yang dibiasakan.” Sedangkan Abdullah Darraz mengemukakan bahwa akhlak adalah “suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap yang membawa kecenderungan kepada pemilihan pada pihak yang benar (akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (akhlak yang buruk). Sedangkan menrut Ibnu Miskawaih akhlak adalah suatu perbuatan yang lahir dengan mudah dari jiwa yang tulus tetapi tidak memerlukan pertimbangan dan pemikiran. [1]
Dari segi sifatnya terdapat2 macam akhlak yaitu akhlak yang terpuji (akhlakul mahmudah) dan akhak yang tercela (akhlakul madzmumah). Berikut penjelasanya :
1.Akhlakul Mahmudah (akhlak terpuji)
Akhlakul mahmudah adalah akhlak atau perangai manusia yang mencerminkan nilai kebenaran dan dibenarkan oleh agama (Allah dan Rasulnya).
Imam al-Hasan al-Bahri mendefinisikan akhlak terpuji dengan definisi yang ingkat namun padat, “Akhlak terpuji adalah wajah berseri seri,penuh kemurahan hati dan menahan diri dari menyakiti orang lain”[2]
Baik dalam bahasa arab disebut “khair”,dalam bahasa inggris disebut good. Semua kebaikan kebaikan tentunya bersumber dari akhlak yang mulia/terpuji. Sebab orang yang menanamkan akhlak mulia tentu akan berhati hati dalam setiap tindakan yang diambilnya, dan tentunya melakukan perbuatan yang mendatangkan manfaat kebaikan baik untuk dirinya maupun orang di sekitarnya.Dan dengan penuh kesadaran orang tersebut bertekad menjauhi akhlak yang jelek. Dan secara otomatis perbuatan /akhlak yang baik akan mendatangkan berkah dari Allah SWT.
Akhlak mulia. mempunyai banyak tingkatan dan tahapan sebagaimana ditetapkan oleh rasulullah saw.Tahapan pertama adalah takwa kepada Allah SWT dimanapun dan kapanpun kita berada.Kemudian mrnghapus perbuatan perbuatan jelek dengan bersikap baik terhadap orang lain. [3]
2.Akhlakul Mazmumah (Akhlak Tercela)
Akhlakul Mazmumah adalah perangai atau tingkah laku manusia yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan Rasulnya),serta bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut Imam Ghazali,akhlak yang tercela ini dikenal dengan sifat sifat muflikhat yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawa kepada kebinasaan dan kehancuran diri dan tentu saja bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan.
B. MACAM MACAM AKHLAKUL MAHMUDAN DAN AKHLAKUL MAZMUMAH
1. Macam macam akhlakul mahmudah
Akhlak Mahmudah
“Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula”.
Sifat terpuji yang dimaksud adalah, antara lain:
· Husnuzan
Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang . Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain:
Ø Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-Nya adalah untuk kebaikan manusia
Ø Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.
· Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya” (HR. Ath-Thabrani).
· Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia. Allah berfirman,
”Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”[4]Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini.
· Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia. Allah berfirman, ”…dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…”(Q.S. Al Maidah/5:2)
· Adil
Adil dalam bahasa arab dikelompokkan menjadi dua yaitu kata al-‘adl dan al-‘idl.Al-‘adl adalah keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu atau rasio,sedangkan al-‘idl adalah keadilan yang dapat diukur secara fisik dan dapat dirasakan oleh pancaindera seperti hitungan atau timbangan.
· Sabar
Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak disenangi dengan sikap ridho dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Amirul mukminn Umar bin Khattab ra berkata,”tidaklah aku diuji dengan sebuah musibah melainkan di dalamnya kutemukan 4 kenikmatan dari Allah SWT,yaitu karena musibah tersebut tidak menimpa agamaku,tidak lebih besar dari yang sedang terjadi,aku ridha dengan musibah itu,dan aku dapat mengharapkan pahala darinya.” Begitulah kunvi yang diberikan Umar bin Khattab kepada kita semua saat ditimpa musibah agar senantiasa brsabar dan bersyukur.[5]
· Tawakal
Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan.
Abu Abdillah Al-Quraisy ditanya mengenai tawakal,ia menjawab “Bergantung kepada Allah dalam segala keadaan.” Penanya itu berkata ,”Meninggalkan segala sebab yang tidak menyampaika diri kepada Allah SWT.”[6]
· Qona’ah
Qona’ah adalah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat ketidakpuasan atau kekurangan.
· Percaya diri
Percaya diri adalah keadaan yang memastikan akan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki kelebihan baik itu kelebihan postur tubuh,keturunan,status sosial, pekerjaan ataupun pendidikan.
Amanah menurut istilah akidah dan syariat agama adalah sgala hal yang di pertanggungjawabkan kepada seseororang, baik hak itu milik Allah maupun milik hamba, baik berup benda, pekerjaan, atau kepercayaan hati.
Menyampaikan amanah yang benar bisa menyelamatkan seseorang dari azab nerakaa.Dalam al quran disebutkan bahwa diantara orang orang yang selamat dari siksa neraka ,adalah “Dan orang orang yang memelihara amanat dan janjinya.” (QS Al Ma’arij : 32)[7]
· Zuhud
Dalam sebuah hadist riayat Ibnu Majah disebutkan “Zuhudlah (jauhkan hati dari kesibukan memikirkan ) terhdap dunia, Allah akan mencintaimu.Dan zuhudlah (jauhkan hati dari kesibukan memikirkan) terhadap hal hal yang dimiliki orang lain maka orang orang akan mencintaimu.”
Hadits tersebut mengandung 2 wasiat Rosul yang sangat berharga yakni :
1.Zuhud terhadap dunia
2.Zuhud terhadap hal hal yang dimiliki orang lain. [8]
2. Macam macam akhlakul mazmumah
Akhlak Madzmumah
“Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia.” [9]
Sifat yang termasuk akhlak mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlak mahmudah, antara lain.
· Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung atau mengharapkan ghilangnya kebahagiaan atau knikmatan dari orang yang di dengki. Sifat ini merupakan salah satu perbuatan yang di kategorikan perbuatan.[10]
· Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan. Allah berfirman:
Artinya:
”Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah yang terbaik bagi orang yang sabar”.[11]
· Gibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah. Allah berfirman,
”…dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik…” (Q.S. Al Hujurat/49:12).
· Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya. Allah berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 10 yang artinya :
”Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”[12]
. Demikianlah antara lain macam-macam akhlak mahmudah dan madzmumah. Akhlak mahmudah memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sedangkan akhlak madzmumah merugikan diri sendiri dan orang lain. Allah berfirman,
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan mereka ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali yang beriman dan beramal shalih, mereka mendapat pahala yang tidak ada putusnya.”
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan mereka ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali yang beriman dan beramal shalih, mereka mendapat pahala yang tidak ada putusnya.”
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. bersabda.
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَبْلُغَ بِحُسْنِ خُلُقِهِ عَظِيْمَ دَرَجَاتِ الْأَخِرَةِ وَأَشْرَفَ الْمَنَازِلِ وَإِنَّهُ لِضَعِيْفِ الْعِبَادَةِ لَيَبْلُغَ بْسُوْءِ خُلُقِهِ أَسْفَلَ دَرَجَةٍ فِى جَهَنَّمَ
Artinya:
“Sesungguhnya manusia yang berakhlak mulia dapat mencapai derajat yang tinggi dan kedudukan mulia di Akhirat. Sesungguhnya orang yang lemah ibadahnya akan menjadi buruk perangai dan akan mendapat derajat yang rendah di neraka Jahanam.” (HR. Thabrani)
“Sesungguhnya manusia yang berakhlak mulia dapat mencapai derajat yang tinggi dan kedudukan mulia di Akhirat. Sesungguhnya orang yang lemah ibadahnya akan menjadi buruk perangai dan akan mendapat derajat yang rendah di neraka Jahanam.” (HR. Thabrani)
C.BAGAIMANA UKURAN BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ?
Yang disebut baik atau kebaikan adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan, dan menyukai manusia. Sedangkan buruk adalah sesuatu yang tidak baik, yang tidak seperti yang seharusnya, tidak sempurna dalam kualitas, dibawah standar, kurang dalam nilai, tidak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima, sesuatu yang tercela, lawan dari baik, dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.
Dengan demikian yang dikatakan buruk itu adalah sesuatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik, dan tidak disukai kehadirannya oleh manusia.
Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumberkan pada wahyu Allah SWT.Al quran yang dalam penjabaranya dilakukan oleh hadits nabi Muhammad SAW.Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk Al quran dan Al hadist.
[1]Ibn Miskawaih,Tahdhib ,al-akhlak wa Tathir al’-Aroq, (Kairo: Dar al-Kulub,1999),hlm.143.
[2] Al-Hasyimi Abdul Munim,Akhlak Rosul,(Jakarta : Gema Insani)2009,hlm 261.
[3] Al-Hasyimi Abdul Munim,Akhlak Rosul,(Jakarta : Gema Insani)2009,hlm 263
[5]Supriono,Arif.Seratus Ceria tentang akhlak,(Jakarta:Republika),2004.hal 117.
[6] Al-Ghazali,Mutiara Ihya Ulumuddin,(Bandung:Mizan),1996.Hal 380.
[7] Al-Hasyimi Abdul Munim,Akhlak Rosul,(Jakarta : Gema Insani),hlm 268
[8] Al-Hasyimi Abdul Munim,Akhlak Rosul,(Jakarta : Gema Insani),hlm 294-295
[11]Al-Qur'an, 16 (An Nahl): 126.
Tidak ada komentar: