Landasan Normatif dan Landasan Filosofis Akhlak
PEMBAHASAN
1. Pengertian Akhlak
Menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai , tingkah laku atau tabiat.1Akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq merupakan gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia. Dalam bahasa Yunani pengertian khuluqini disamakan dengan kata ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika.2 Dalam kamus Al-Munjid, khuluq berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.3 Akhlak diartikan sebagai ilmu tata krama.4
Dilihat dari sudut istilah (terminologi) , para ahli berpendapat berbeda, namun intinya sama yaitu tentang perilaku manusia. Pendapat tersebut antara lain :
· Ibnu Miskawaih(w.1030 M) mendefinisikan akhlak sebagai suatu kondisi yang melekat pada jiwa manusia, yang berbuat mudah, tanpa melalui proses pemikiran atau pertimbangan(kebiasaan sehari-hari).5
· Imam Ghazali mengatakan akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.6
1 A.Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 11
2 Sahilun A. Nasir, Tinjauan Akhlak,(Surabaya: Al-Ikhlas,1991), hlm.14.
3 Luis Ma’lûf, Kamus Al-Munjid, Al-Maktabah Al-Kâtûlikiyah, (Beirut, tt), hlm.194.
4 Husin Al-Habsyi, Kamus Al-Kautsar , (Surabaya: Assegaf,tt), hlm. 87
5 A. Mustofa, op.cit., hlm. 13-14
6 Imam Al-Ghazali, Ihyâ ‘Ulûm Ad-Din, (Kairo: Al-Masyhad Al-Husain,tt), hlm.56
Jadi pada hakikatnya khuluq (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian. Dari sini timbulah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan tanpa dibuat-buat dan memerlukan pikiran.
Dapat dirimuskan bahwa akhlak ialah ilmu yang mengajarkan manusia berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat dalam pergaulannya dengan Tuhan, manusia, dan makhluk sekelilingnya.7
2. Prinsip Dasar Akhlak
Pada dasarnya prinsip akhlak bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Tingkah laku Nabi Muhammad merupakan contoh suri tauladan bagi umat manusia semua. Ini ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an :
لَقدْكاَنَ لَكمْ فىِ رَسُوْلِ اللهِ أُْوَۃٌحَسَنَۃٌ لِمَنْ كاَنَ يَرْجُوأاللهَ وَالْيَوْمَ الأَخِرَوَذَكَرَاللهَ كَثِيْرًا۲۱
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al-Ahzâb (33) : 21)
Tentang akhlak pribadi Rasulullah dijelaskan pula oleh ‘Aisyah ra. Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dari ‘Aisyah ra. berkata : Sesungguhnya akhlak Rasulullah ia adalah Al-Qur’an. (HR. Muslim). Hadis Rasulullah meliputi perkataan dan tingkah laku beliau, merupakan sumber akhlak yang kedua setelah Al-Qur’an.
Segala ucapan dan perilaku beliau senantiasa mendapatkan bimbingan dari Allah. Allah SWT berfirman :
وَمٞايَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى۳إِنْ ھُوَإِلاَّوَحْى يُوحى٤
Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm (53): 3-4).
Dalam ayat lain Allah memerintahkan agar selalu mengikuti jejak Rasulullah dan tunduk kepada apa yang dibawa oleh beliau. Allah berfirman :
وَمآَ ءَاتَكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوهُ وَمَا نَھَىٰكُمْ عَنْهُ فَاٝ تَهُوا ۚ وَاتَّقُوأاللهَۖ إِنَّ اللهَ شَدِيْدُالعِقَا بِ۷
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (QS. Al-Hasyr (59) : 7)
Jika telah jelas bahwa Al-Qur’an dan Hadis Rasul adalah pedoman hidup yang menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlâkul karîmah dalam ajaran Islam. Al-Qur’an dan Sunnah Rasul adalah ajaran yang paling mulia dari segala ajaran manapun hasil renungan dan ciptaan manusia. Sehingga telah menjadi keyakinan (akidah) Islam bahwa akal dan naluri manusia harus tunduk mengikuti petunjuk dan pengarahan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dari pedoman itulah diketahui kriteria mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk. Nabi bersabda : Aku tinggalkan untukmu dua perkara, kamu tidak akan sesat selamanya jika kamu perpegang teguh kepada keduanya, yaitu Al-Qur’an dan sunnahku. (HR. Al-Bukhari)
7 Asmaran AS,Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 1.
3. Landasan Normatif dan Landasan Filosofis Akhlak
A. Landasan Normatif
Akhlak merupakan suatu cerminan hidup, kita wajib mempelajarinya sebagai pedoman hidup kita. Ibnu Maskawaih pakar bidang akhlak mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong melakukan perbuatan tanpa pertimbangan.8Adapun landasan normatif akhlak sebagai individu atau masyarakat ada empat yaitu :
a. Landasan normatif yang berasal dari Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
b. Landasan normatif dari adat kebiasaan atau norma budaya , misalnya masyarakat Jawa yang belum mengenal agama islam, mereka telah menyakini suatu ajaran yang dikenal dengan kejawen.
c. Landasan normatif dari pandangan filsafat , hasil pemikiran kontemplatif dalam filsafat yang telah menyebar di berbagai kehidupan di dunia.
d. Landasan normatif yang memaksa dan mengikat yaitu norma hukum.
Landasan Normatif dapat berupa hukum dan kaidah sosial serta berbagai peraturan perundangan mengalami berbagai perubahan. Pemahaman tersebut dibangun oleh tiga dasar yaitu sebagai berikut :
· Segala sesuatu yang terjadi dalam masyarakat secara empiris yang terlihat dan terasa adalah realitas absolut.
· Pemahaman atas segala yang terjadi dan dilakukan oleh masyarakat bukan merupakan kejadiannya.
· Kompromisasi antara segala hal yang terjadi di masyarakat dengan corak pemahaman normatif merupakan salah satu bentuk sintesis antara realitas mutlak dan realitas relatif
8 http://aditri03.blogspot.co.id/2013/12/pengertian-dan-ilmu-tentang-akhlak.html?m=1
AL-QUR’AN SEBAGAI LANDASAN NORMATIF
Wahyu adalah kalam Allah SWT. Kepada malaikat agar menjalankan perintahnya untuk disampaikan kepada para nabi dan orang yang terpilih dan beriman sebagaimana terdapat dalam surat Al-Anfal ayat 12 yang artinya sebagai berikut :
“(ingatlah), ketika tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, ‘sesungguhnya, aku bersama kamu, maka ingatlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman, ‘kelak akan ku berikan rasa takut ke dalam hati orang kafir, maka pukulah di atas leher mereka dan pukulah tiap ujung jari mereka.” (Q.S. Al-Anfal:12)
Al-Qur’an terkumpul dalam dada Rasulullah SAW dan beliau menjadi manusia yang sangat cerdas meskipun ia tidak bisa membaca dan menulis.
Dalam Al-Qur’an terdapat ribuan ayat kauliyah yang membicarakan semua masalah dalam berbagai kondisi, dan kisah-kisah yang dapat dijadikan pelajaran bagi kehidupan manusia pada masa depan. Dasar-dasar keyakinan atas Al-Qur’an adalah keimanan sebagai pondasi akhlak.
AS-SUNNAH SEBAGI LANDASAN NORMATIF
Al-qur’an dan As sunnah di formulasikan kedalam berbagai praktik keberagaman umat Islam sekarang, tetapi bentuk tingkah lakunya telah diformat melalui paradigma yang berbeda. Tanpa Rasul ,berarti tanpa sunah atau tanpa hadis. Ajaran islam tidak akan sampai kepada generasi berikutnya jika tidak ada sunnah. Pandangan Al-qur’an dan as-sunnah sebagai landasan normatif akhlak manusia yang berlaku secara umum.
B. Landasan Filosofis
Filosofis diambil dari kata filsafat yang artinya ilmu pengetahuan tentang cara berpikir kritis, pengetahuan tentang radikal. Filsafat juga merupakan kebebasan berpikir manusia tanpa batas dengan mengacu pada hukum keraguan atas segala hal. Filsafat telah menempati tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Akhlak manusia yang didasarkan pada landasan filosofis tergamba dengan jelas di dalam kehidupan sebagai berikut :
· Kehidupan bermasyarakat
· Kehidupan berbangsa dan bernegara
· Kehidupan beragama yang didasarkan pandangan filosofis pendiri atau agamanya.
· Kehidupan berpolitik.
Tidak ada komentar: