Ads Top

Boneka Islam



 Keadaan islam saat ini sudah dalam ambang kekacauan, antara islam satu dengan islam yang lain saling mencari kesalahan, mengaku kelompoknya yang paling benar dan sudah tidak lagi mengajak untuk masuk islam akan tetapi malah mengajak untuk masuk kekelompoknya apakah itu yang dinamakan dakwah islam, sesungguhnya hal tersebut merupakan kepentingan kelompok satu dengan kelompok yang lain, bukan menyebarkan kedamaian dan kebenaran akan tetapi malah saling berkompetisi untuk membesarkan kelompok masing-masing, siapa yang kelompoknnya terbanyak itulah kelompok yang benar dan tidak sesat. Apakah seperti tujuan Islam itu untuk seperti itu ?
 Jika kita lihat keluar sana, malah agama islam itu sebagai agama yang konyol agama yang menjadi bahan tertawaan oleh negara-negara diluar sana karena apa?, dikarenakan antara sesama agama malah saling konflik dan saling menyalahkan satu sama lain bagaikan anak kecil yang sedang ejek-ejekan terhadap sesuatu yang sepele. Inilah PR besar kita untuk memperbaiki generasi kita dan untuk memulai berfikir dewasa dengan apa yang kita lakukan saat ini, Akan berdampak apa pada masa depan nanti.
Agama Islam sesungguhnya satu tetapi penampilanya bisa bermacam-macam dan mencerminkan karakter-karakter tertentu.[1] Islam dalam realitas sosio-historis para pemeluknya terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan sosial yang menghadang menjelma ke dalam gerakan-gerakan keagamaan. Gerakan agama selalu mengenai masalah kebenaran dan doktrin atau ajaran yang sedang dianut, yang menyangkut penghayatan kultural tentang bagaimana sesunggunhnya sesuatu yang diayakini itu terpancar dalam kehidupan pribadi dan kenyataan sosial. Gerakan agama dilingkup islam yang disebut gerakan Islam, tidak lepas bahkan tampak kental menunjukan pergumulan antara doktrin ajaran dengan realitas kehidupan para pemeluknya baik dalam menghadapi keadaan internal maupun dunia luar.[2]
Gerakan pembeharu Islam (Islam Progresif) atau juga yang disebut Islam Revolusioner adalah kelompok ditubuh umat Islam baik dikalangan Sunni mapun Syiah. Kelompok ini bersifat militan dan revolusioner dengan komitmen gerakan pembaharuan umat Islam melalui upaya kembali pada akar-akar Islam, melakukan advokasi militansi dan jihad dalam mempertahankan Islam, pemaduan Ideologi revivalis dengan aktivisme sosial dan politik, dan kesiapan untuk menghadapi otoritas keagamaan dan politik serta kesedian untuk menderita demi mempertahankan keyakinan keagamaan Islam.[3]
Negara indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduk Islam, apabila muncul suatu Pergerakan Pembaharu Islam (islam Progresif) itu sangatlah sulit, karena penampilan Islam di Indonesia ini penuh dengan “Warna Tradisi”. Penampilan tersebutlah tidak akan mengubah Islam, tetapi menerjemahkan Islam dalam bahasa kbudayaan Indonesia. Suatu bahasa yang mengakrabkan ajaran-ajaran agama dengan  masyarakat kelas bawah sebagai lapisan masyarakat yang selama ini dibela oleh islam itu sendiri bagaimana digagas oleh Hassan Hanafi melalui gerakan Kiri Islam (al-yasar al-islami atau Islamic Left).[4]Itulah sebutan islam bagi Indonesia, apabila muncul pembaharu yang ingin mendirikan Revolusi terhadap Indonesia sudah sangat lah sulit karena banyaknya Warna Tradisi yang terdapat di Indonesia ini.



[1] Lutfhi Bashori, Musuh Besar Umat Islam (Jakarta Selatan:Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) hlm.21
[2] Haidhar Nashir, Gerakan Islam Syariat (Bandung : Mizan Pustaka) 2013 hlm.156
[3] Haidhar Nashir, Gerakan Islam Syariat (Bandung : Mizan Pustaka) 2013 hlm.156

[4] Abdou Filai-Ansary, Pembaruan Islam; Dari Mana Hendak Kemana ? (Bandung:Mizan Media Utama) 2009 hlm.140

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.