Ads Top

surah makkiyah dan madaniyah




BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Al-qur’an merupakan merupakan kitab suci umat islam, selain itu Al-Qur’an juga masih terjaga keotentikannya hingga saat ini. Al-quran turun Secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Al-quran diturunkan dalam dua periode yaitu masa sebelum hijrah dan sesudah hijrah ke madinah.
Abdul Qasim Al-Hasan bin Muhammad bin Habib An-Naisaburi menyebutkan dalam kitabnyaAt-Tanbih ‘Ala Fadhli ‘Ulum Al-Qur’an “Di antara ilmu-ilmu Al-Qur’an yang paling utama adalah ilmu tentang nuzulul Al-Qur’an dan wilayahnya, urutan turunnya di makkah dan madinah, tentang hukumnya yang diturunkan di makkah tetapi mengandung hukum madani dan sebaliknya, serupa dengan yang diturunkan di makkah, tetapi pada dasarnya termasuk madani dan sebaliknya.  Juga tentang yang diturunkan di Juhfah, Baitul Maqdis, Tha’if atau Hudaibiyah. Demikian juga tentang yang diturunkan di waktu maalm, di waktu siang, diturunkan secara bersama-sama. Atau ayat–ayat Madaniyyah dalam surat-surat Makkiyyah dan sebaliknya. Itu semua adaa 25 macam. Orang yang tidak mengetahuinya dan tidak dapat membeda-bedakannya, ia tidak berhak berbicara tentang Al-Qur’an. ”
Terkait perkataan ulama di atas maka kajian pembahasan makiyyah dan madaniyyah dirasa sangat perlu dan tentunya akan berguna dalam memahami Al-Quran. Jika tidak, mempelajarinya akan terasa kurang sempurna bahkan khawatir tergelincir ketika memahami ayat-ayat dalam Al-Qur’an. 
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Makkiyah dan Madaniyah?
2. Apa sja tanda-tanda surah makkiyah dan madaniyah?
3. Apa saja macam-macam surah makkiyah dan madaniyah?
4. Apa kegunaan mempelajarunya?







BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah
Dalam menentukan ayat-ayat makiyah, para ulama terbagi menjadi tiga mazhab, yaitu :
Menetukannya berdasarkan tempat turun ayat. Bila ayat turun di Makkah dan sekitarya seperti Mina, Atafat dan Hudabiyah, sekalipun turunsetelah hijrah dinamakan ayat makkiyah. Sebaliknya, jika ayat turun setelah hijrah dinamakan ayat makkiyah. Sebaliknya, jika ia turun di Madinah dan sekitarnya seperti Uhud dan Sila maka ia disebut ayat Madaniyah.
Pendapat pertama ini memiliki kelemahan antara lain tidak bias menampung ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi SAW melakukan perjalanan ke luar wilayah Makkah dan Madinah. Berdasarkan definisi ini, maka ayat-ayat yang diturunkan di luar daerah Makkah dan Madinah tidak bisa dikategorikan sebagai ayat makkiyah ataupun madaniyah
Menentukannya berdasarkan Khitb (objek penerima) ayat. Bila ayat turun ditujukan kepada penduduk Makkah, baik turun di Makkah atau di Madinah, baik sebelum dan sesudah hijrah, ia disebut ayatmakkiyah. Sebaliknya, jika ayat tersebut ditujukan kepada penduduk Madinah, baik turun di Makkah atau Madinah, baik sebelum atau sesudah hijrah, ia tetap disebut ayat Madaniyah.
Definisi yang disampaikan mazhab ini semakin tidak komperehesif sebab definisi ini hanya mencakup pada objek penerima ayat yang terpaku pada dua wilayah saja yaitu ahli Makkah dan Madinah tapi banyak ayat yang ditujukan kepada selain mereka.
Menentukannya berdasarkan waktu sebelum dan sesudah hijrah. Jika ayat turun sebelum hijrah, maka disebut ayat Makiyah. Sebaliknya jika ayat turun sesudah hijrah, maka disebut ayat Madaniyah.[1]
Pendapat ketiga ini terlihat paling komperhensif dan sempurna (jami’ dan mani) karena ia mencakup semua definisi yang diungkapkan mahab yang turun sebelum hijrah maka semua ayat yang diturunkan baik di Makkah, Madinah atau lainnya akan tercakup di dalamnya. Begitu pula sebaliknya, ketika term Madaniyah didefinisikan dengan ayat-ayat yang turun pasca hijrah maka semua ayat yang diturunkan di Makkah, Madinah atau lainnya akan terengkuh di dalamnya.[2]
  1. Tanda-tanda Surat Makkiyah dan Madaniyah
Para ulama menyimpulkan bahwa hanya ada dua cara untuk mengetahui ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah, yaitu dengan cara sima’ (mendengar riwayat dari sahabat dan tabi’in) dan qiyas (analogi).[3]Seperti :
  1. Surat Makkiyah
a)      Setiap surat yang terdapat kata كلا
b)      Setiap surat yang mengandung kata   سجدة
c)      Setiap surat yang dibuka dengan huruf hijaiyah
d)     Setiap surat yang terdapat cerita Adam dan Iblis, kecuali Al-Baqarah karena termasuk surat Madaniyah
e)      Setiap surat yang terdapat kata يابني ادم
f)       Surat yang didalamnya terdapat cerita para Nabi dan umat terdahulu, kecuali Al-Baqarah
g)      Setiap surat yang terdapat kata يايها الناس kecuali surat Al-Baqarah ayat 21 dan 168 dan surat An-Nisa ayat 1. 122, 170 dan 174.
h)      Ayat ayat pendek walaupun ada juga yang disebut surat Madaniyah seperti An-Nashr
Mengajak untuk beriman kepada Allah dan mengesakannya, iman kepada risalah Nabi SAW dan para Nabi sebelumnya, Iman kepada para Malaikat, Iman kepada kitab-kitab Allah, Iman kepada hri akhir, hari kebangkitan, hari pembalasan, nikmat dan siksaan-Nya
Surah yang bercerita tentang kbiasaan orang kafir yng ingkar, mengubur anak perempuan secara hidup-hidup, pemakan harta anak yatim secara batil, pemakan riba, peminum khamr.
  1. Surat Madaniyah
i)        Setiap surat yang  mengandung kataيايها الدين امنوا
ii)      Ayat-ayatnya panjang
iii)    Terdapat ajakan kepada ahli kitab seperti kaum Yahudi dan Nasrani di bawah panji Islam, memberikan bukti-bukti kesesatan akidah mereka
iv)    Terdapat izin untuk berjihad
v)      Terdapat kaidah kaidah hukum secara rinmci sepertiibadah, muamalat faraiddh, pidana, perdata, kriminala, perang, sosial, perkawinan, peraturan keluarga, dan lain lain.



Berbicara tentang kondisi orang munafik dan sikap dia terhadap dakwah Nabi Muhammad SAW.[4]

C.  Macam-macam Surat Makiyyah dan Madaniyyah serta Dasar Penetapannya
1.      Macam-macam surat Makkiyah[5]
      Diantaranya :
1
Al-‘Alaq
21
An-Nas
2
Al-Qolam
22
Al-Ikhlas
3
Al-Muzzammil
23
An-Najm
4
Al-Muddatstsir
24
‘Abasa
5
Al-Fatihah
25
Al-Qodar
6
Al-Lahab
26
Asy-Syams
7
At-Takwir
27
Al-Buruj
8
Al-A’la
28
At-Tiin
9
Al-Lail
29
Al-Quroisy
10
Al-Fajr
30
Al-Qori’ah
11
Ad-Dhuha
31
Al-Qiyamah
12
Al-Insyiroh
32
Al-Humazah
13
Al-Ashr
33
Al-Mursalat
14
Al-Adiyat
34
Qaf
15
Al-Kautsar
35
At-Thoriq
16
At-takatsur
36
Al-Qomar
17
Al-Ma’un
37
Shad
18
Al-Kafirun
38
Al-A’rof
19
Al-Fiil
39
Jinn
20
Al-Falaq
40
Yasin
41
Al-Furqon
64
Al-Jatsiah
42
Fathir
65
Al-Ahqof
43
Maryam
66
Al-Adzariyat
44
Thoha
67
Al-Ghosiyah
45
Al-Waqiah
68
Al-Kahfi
46
Asy-Syu’ara
69
An-Nahl
47
An-Naml
70
Nuh
48
Al-Qoshash
71
Ibrahim
49
Al-Isro’
72
Al-Anbiya’
50
Yunus
73
Al-Mu’minun
51
Hud
74
As-Sajadah
52
Yusuf
75
At-Thur
53
Al-Hir
76
Al-Mulk
54
Al-An’am
77
Al-Haqqoh
55
Ash-Shaffat
78
Al-Ma’arij
56
Luqman
79
An-Naba’
57
Saba’
80
An-Nazi’at
58
Az-Zumar
81
Al-Balad
59
Ghofir
82
Al-Infithor
60
Fushshilat
83
Al-Insyiqoq
61
Asy-Syura
84
Ar-Rum
62
Az-Zukhruf
85
Al-Ankabut
63
Ad-Dukhan
86
Al-Muthoffifin
87
Al-Zalzalah
90
Al-Insan
88
Ar-Rod
91
Al-Bayyinah
89
Ar-Rohman




2.   Madaniyah[6]
Diantaranya :

1
Al-Baqoroh
13
Ali-Imron
2
Al-Anfal
14
Al-Ahzab
3
Al-Mumtahanah
15
Al-Hujurat
4
An-Nisa’
16
At-Tahrim
5
Al-Hadid
17
At-Taghabun
6
Al-Qital
18
As-Shaf
7
At-Tholaq
19
Al-Jumuah
8
Al-Hasr
20
Al-Fath
9
An-Nur
21
Al-Maidah
10
Al-Hajj
22
At-Taubah
11
Al-Munafiqun
23
An-Nashr
12
Al-Mujadilah



Dasar penetapan surat Makiyyah dan Madaniyyah
Mayoritas Jika surat mayoritas ayatnya makiyyah maka disebut surat makiyyah begitu pula sebaliknya.
Kontiuitas Jika permulaan suatu surat didahului dengan ayat-ayat yang turun di Makkah atau sebelum hijrah disebut Makiyyah, begitu pula sebaliknya.

D.          Kegunaan Mempelajari Surat Makiyyah dan Madaniyyah
Adapun faidah mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah yaitu:
Untuk mengetahui ayat yang turun terlebih dahulu dan yang turun belakangan, sehingga dapat menentukan ayat nasikh dan mansukh. Seperti bila ada 2 ayat yang berbeda dalam menentukan suatu hukum, sementara diketahui bahwa yang satu termasuk ayat Makiyyah dan yang lain termasuk ayat Madaniyyah. Maka dapat disimpulkan bahwa ayat Madaniyyah menghapus hukum ayat Makiyyah, karena ayat Madaniyyah datang belakangan.
Untuk mengetahui sejarah penurunan dan proses pentahapan suatu hukum dari satu situasi kesituasi lain. Karena setiap kaum mempunyai bahasa dan karakteristik kejiwaan yang berbeda-beda, maka penerapan hukum harus memerhatikan situasi kondisi mereka.
Untuk mengukuhkan keautentikan Al-Quran, dan untuk mengukuhkan sampainya Al-Quran kepada kita dengan selamat tanpa mengalami perubahan dan pemalsuan. Kategorisasi Makkiyah dan Madaniyyah ini juga menunjukkan perhatian yang serius dari kaum muslimin, sehingga mereka mengetahui ayat yang turun sebelum hijrah dan sesudahnya, turun pada saat tidak bepergian dan pada saat berpergian, turun pada waktu siang dan malam, turun pada waktu panas dan pada waktu dingin, turun di langit dan turun di bumi. Perhatian kaum muslimin yang sangat serius terhadap Al-Quran ini menunjukkan musuh musuh islam berpikir berulang kali sebelum melakukan serangan/ celaan terhadap Al-Quran dan Terhadap Islam.[7]


















BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Makkiyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah SWT sebelum hijrah ke Madinah, walaupun ayat tersebut turun di sekitar / bukan di kota Makkah, yang pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk Makkah. Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya walaupun turunnya di Makkah, dan pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk Madinah.
Sedangkan untuk membedakan antara ayat makkiyah dan ayat madaniyah terdapat Ciri-ciri khusus surat makkiyah. Ciri-ciri khusus surat madaniyyah.
Begitupun juga dengan contoh suratnya, diantaranya: surat Makkiyah (Al-Alaq, At-Tin, Al-Balad, Al-Qoriah, Al-Adiyat, dan lain sebagainya), sedangkan surat Madaniyah (An-Nash, Al-Baqoroh, Al-Anfal, Ali-Imron, dan lain sebagainya).
Adapun ayat-ayat yang turun tidak di kota makkah dan tidak pula di kota madinah adalah Ayat yang di bawa dari makkah ke madinah, ayat yang di bawa dari madinah ke makkah, Ayat yang turun di waktu dalam perjalanan, Ayat yang turun di Kota Arofah pada haji wada’, Ayat yang turun di Kota Mina pada haji wada’.
  1. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan baik dalam segi penulisan maupun sumber dalam makalah ini. Dan kamipun berharap pembaca bisa memaklumi dan memberi saran bagi kami selaku penyusun makalah ini.





Daftar Pustaka
Al-Kumi Ahmad al-Sayyid, 1982. Ulum a-Qur’an, Cairo: Kuliyatu Ushul al-Din
Qamhawi Muhammad al-Shadiq, 2006. al-Ijaz wa al-Bayan Fi Ulum al-Qur’an Bairul: ‘Alam al-Kutub
Shihab Quraish, 1997. Sejarah & Ulum Al-QuranBandung: Pustaka Firdaus
Mahrusali611.blogspot.co.id





[1] Muhammad al-Shadiq Qamhawi, al-Ijaz wa al-Bayan Fi Ulum al-Qur’an, (Bairul: ‘Alam al-Kutub, 2006), hlm.33.
[2] Ibid, hlm.40.
[3] Muhammad al-Shadiq Qamhawi, al-Ijaz wa al-Bayan Fi Ulum al-Qur’an, (Bairul: ‘Alam al-Kutub, 2006), hlm.32.

[4] Muhammad al-Shadiq Qamhawi, al-Ijaz wa al-Bayan Fi Ulum al-Qur’an, (Bairul: ‘Alam al-Kutub, 2006), hlm.34-35.
[5] Quraish Shihab, Sejarah & Ulum Al-QuranBandungPustaka Firdaus, 1997, hal : 65-67

[6] Ibid, hal : 67-69

[7] Ahmad al-Sayyid al-Kumi, Ulum a-Qur’an, (Cairo: Kuliyatu Ushul al-Din, 1982), hlm. 83-84

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.