Makalah tentang kerajaan Mughal
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sejarah Islam di India menurut Harun Nasution terbagi menjadi tiga periode yaitu periode klasik, periode pertengahan dan periode modern. Awal mulanya kekuasaan Islam di India muncul pada periode klasik yakni pada masa Bani Umayyah dibawah kekuasaan Khalifah Walid bin Abdul Malik pada periode 705-715 M. Dari ketiga periode tersebut yang paling banyak berperan dalam kekuasaan Islam di India adalah pada periode pertengahan. Pada periode ini muncul tiga kerajaan Islam yang besar yakni kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Shafawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Kerajaan Mughal merupakan kerajaan termuda dari ketiga kerajaan tersebut, berdiri seperempat abad setelah berdirinya kerajaan Shafawi di Persia. Kerajaan Mughal membawa keharuman terhadap sejarah umat Islam, dimana pada saat itu segenap dunia Islam mengalami kemunduran. Kerajaan Mughal sempat membuat bangsa lain tercengang, umat lain menjadi segan karena kegagahan dan kegigihan sultan – sultannya yang membangun suatu kerajaan Islam di wilayah belahan Timur dunia.
Agama Islam masuk ke India diperkirakan abad ke-7 M. Melalui perdagangan. Dalam keterangan sejarah tahun 871 telah ada orang Arab yang menetap di India. Hal ini menunjukkan suatu indikasi bahwa sebelum kerajaan Mughal berdiri, masyarakat India sudah mengenal Islam. Realita ini dapat dilihat di kota Delhi adanya sebuah bangunan masjid yang dibangun oleh Qutubuddin Aybak pada tahun1193 M.
Makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih jelas mengenai kebudayaan dan kejayaan Islam di India, semoga anda sekalian dapat memahami apa yang sudah kami paparkan di makalah ini.
2. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana asal mula pembentukan kerajaan Mughal?
2) Siapa saja penguasa pada masa kerajaan Mughal?
3) Bagaimana kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Mughal?
4) Bagaimana kemunduran yang dialami kerajaan Mughal?
5) Apa saja hasil-hasil kebudayaan kerajaan Mughal?
3. TUJUAN
untuk memberikan informasi mengenai sejrah peradaban islam pada masa kerajaan Mughal
BAB II
PEMBAHASAN
1. PEMBENTUKAN KERAJAAN MUGHAL
Pada zamannya kekuasaan daulat bani Umayyah India telah menjadi bagian dari wilyah islam, yakni tepatnya pada masa khalifah al-Walid. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh pasukan umayyah yang dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn Qasim. Kemudian pasukan ghaznawiyah di bawah pimpinan Sultan Mahmud mengembangkan dan memantapkan kedudukan islam di wilayah ini dengan berhasil menaklukan seluruh kekuasaan Hindu dan melakukan islamisasi sebagian masyarakat india pada tahun 1020 M. setelah Ghaznawi hancur, muncullah beberapa dinasti kecil di india seperti dinasti Khalji(1296-1316 M), dinasti Tuglag(1320-1412 M), dinasti sayyid(1414-1451 M), dinasti Lodi(1415-1526 M).
Asal mula dari kerajaan Mughal adalah kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur, yang merupkan keturunan dari timur lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza yang merupakan penguasa Farghana, sedangkan ibunya keturunan Jenghis Khan. Kerajaan mongol dan ughal di india memiliki keterkaitan, karena sama-sama didirikan oleh bangsa mongol dan keturunannya. Sedangkan pengambilan nama Mughal adalah dari nama kebesaran bangsa Mongol.
Sebagai pendirinya kerajaan Mughal, zahiruddin babur telah melakukan usaha signifikan. usaha tersebut misalnya:
a) menaklukan kota Samarkand(1494 M)
b) menaklukan Kabul ibukota Afghanistan(1504 M)
c) melakukan penyerangan ke india di bawah pemerintahan Ibrahim lodi. Dalam menaklukan kota-kota tersebut zahiruddin babur memperoleh bantuan dari raja safawi dan Ismail I[1]
2. PENGUASA PADA KERAJAAN MUGHAL
Sepeninggal Babur, pemerintahan selanjutnya di pegang oleh anaknya yakni Humayun. Selama dalam roda kepemimpinannya, kondisi pemerintahan tidak stabil, selain banyak menghadapi peperangan ia harus menghadapi gerakan pemberontak Bahadur Syah, penguasa Gujarat dan pertempuran besar dengan Sher Khan di Kanauj pada tahun 1540 M. humayun akhirnya meninggal dunia(1556 m).
Dalam pemerintahan selanjutnya dipegang akbar(1556-1603 m). kalau kita lihat kondisi sosio-historis menjelang pemerintahan Akbar ini ternyata budaya Hindia-astrologi, kasta dan sihir sudah mendarah daging. Galam pemerintahan militeristis, Akbar adalah penguasa dictator, akbar juga menerapkan politik Sulakhul(toleransi universal). Dengan demikian tidak ada perbedaan antar etnis dan agama. Kemajuan yang dicapai akbar masih dapat dipertahankan oleh 3 sultan berkutnya, yaitu Jehangir(1605-1628 M), syah Jihan(1628-1658 M), dan Aurangzab(1658-107 M).[2] Adapun rincian Raja – Raja yang pernah memerintah di Kerajaan Mughal adalah :
o 1526-1530 M dipimpin oleh Zahiruddin Muhammad Babur
o 1530-1556 M dipimpin oleh Humayun
o 1556-1605 M dipimpin oleh Akbar Syah I
o 1605-1627 M dipimpin oleh Jahangir
o 1627-1658 M dipimpin oleh Syah Jehan
o 1658-1707 M dipimpin oleh Aurangzeb (Alamgir I)
o 1707-1712 M dipimpin oleh Bahadur Syah I
o 1712-1713 M dipimpin oleh Jihandar Syah
o 1713-1719 M dipimpin oleh Farrukh Siyar
o 1719-1748 M dipimpin oleh Muhammad Syah
o 1748-1754 M dipimpin oleh Ahmad
o 1754-1759 M dipimpin oleh Alamgir II
o 1759-1806 M dipimpin oleh Alam II
o 1806-1837 M dipimpin oleh Akbar II
o 1837-1858 M dipimpin oleh Bahadur Syah II
3. KEMAJUAN YANG DICAPAI KERAJAAN MUGHAL
Stabilitas politik yang berhasil diciptakan oleh akbar mendukung pencapaian kemajuan di bidang perekonomian, ilmu pengetahuan dan peradaban. Kemajuan ekonomi ditandai dengan kemajuan sector pertanian dan perindustrian. Pada masa ini dikembangkan penanganan pertanian secara terstruktur.
Ilmu pengetahuan tidak banyak mengalami kemajuannya di masa-masa sebelumnya. Yang lebih menonjol adalah kemajuan dalam bidang seni syair dan seni arsitektur. Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang adalah karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal yakni karya arsitektur yang indah dan mengagumkan, seperti istana Fatpur Sikri di Sikri dan Taj Mahal pada masa Syeh Jihan di Agra.[3]
Ketiga kerajaan ini memiliki unsur menarik untuk dibandingkan,yang terpenting adalah obsesi utama yang ada pada asa kerajaan yang merupakan sumber dinamika masyarakat, obsesi utama bagi orang utsmani adalah erpa dan peradaban Kristen, orang Mughal adalah peradaban Hindu dan oran safawi berada pada dua wilayah menghadapi ancaman dari orang ustmani dan Mughal sunni. Secara identitas 3 kerajaan tersebut dapat disatukan menyebabkan wilayah islam terbentang luas dari turki sampai india.. namun dalam kenyataannya ketiga kerajaan tersebut tidak dapat disatukan karena memiliki aliran yang berbeda, turki ustmani dan Mughal beraliran sunni dan sawafi pengikut syi’ah yang kuat.
Dari rentetan kerajaan islam, masa tiga kerajaan islam besar merupakan masa kebangkitan dan kejayaan islam setelah peradaban islm dihancurkan oleh bangsa mongol dan tiga kerajaan ersebut mengukir sebuah prestasi dengan dicapainya kembali kejayaan islam dari diagram naik turunnya sejarah islam tu sendiri. Masa ini mampu menjadi salah satu catatan sjarah geilang bagi islam di antarakejayan-kejayaan lainnya.[4]
4. KEMUNDURAN YANG DIALAMI KERAJAAN MUGHAL
Setelah mengalami masa kemajuan pada masa akbar dan tiga raja penggantinya selama satu setengah abad lambat laun kerajaan ini mengalami kemunduran. Kemunduran ini terjadi pada abad ke-18 M ditandai dengan kekuasaan politiknya mulai merosot, terjadi suksesi kerajaan, serta terjadinya sejumlah pemberontakan sparatis hindu. Bersamaan dengan itu raja pengganti Aurangzqb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina ole sultan sebelumnya.
Hal-hal yang menyebabkan kemunduran kerajaan Mughal Antara lain karena kekuasaan politiknya mulai merosot terjadi suksesi kerajaan, serta terjadinya sejumlah pemberontakan sparatis hindu di india tengah, Sikh di belahan utara dan islam di bagian timur yang semakin lama semakin mengancam. Sementara itu, para pedagang ingris untuk pertama kalinya diizinkan oleh Jihangir menanamkan modal di india, dengan di dukung oleh kekuatan bersenjata semakin kuat menguasai wilayah pantai. Pengganti Aurangzeb adalah Mu’azzam, setelah ia meninggal tahta digantikan anaknya Azhim al-syah. Akan tetapi di tentang Zulkifar Khan, anak ‘Asad Khan. Azaim al-syah meninggal tahun 1712 M. Ia digantikan oleh anaknya Jihandar Syah, tetapi ia disingkirkan oleh adiknya sendiri Faruq Syah pada tahun 1713 M. Jadi dalam dua tahun saja telah terjadi empat kali pergantian sultan.
Bersamaan dengan kondisi Mughal yang semakin lemah, inggris semakin memperkuat posisinya. Mulai dari perdagangan, inggris memperluas pengaruhnya dalam lapangan politik dengan dibentuknya EIC(The East India Company), inggris emperkuat militernya di daerah Bengal. Militer inggris berhasil menekan syah alam sehingga melepskan wilayah Qudhi, Bengal, dan Oris.akbar II(1806-1873 M) pengganti syah alam memberi konsesi kepada EIC untuk mengembangkan perdagangan di india dengan syarat bahwa pihak inggris harus menjamin penghidpuan raja dan keluarga istana. Bahadur Syah pengganti akbar II menentang isi perjanjian yang disepakati ayahnya. Hal ini menimbulkn konflik Antara Bahadyr Syah dengan inggris.[5]
Ada beberapa faktor yang menyebabkab kekuasaan kerajaan Mughal itu mundur pada satu setengah abad terakhir, dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M, yaitu:
o Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuasaan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat dipantau oleh kekuatan maritime Mughal. Begitu juga tidak terampilnya dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.
o Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
o Kurang cakapnya pemerintahan Aurangzeb sehingga konflik antar agama terjadi sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya
o Semua sultan pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.
Monopoli Inggris yang sangat otoriter dan cenderung keras, membuat rakyat Mughal yang muslim maupun Hindu, bersama-sama mengadakan pemberontakan, tetapi dapat dikalahkan walaupun dalam serangan itu, pasukan Hindu yang memulainya, akan tetapi Inggris melihat umat islam dan Bahadur Syah II, ikut campur dalam penyerangan itu. Maka sebagai hukumannya, inggris memporak-porandakan wilayah Mughal dengan kekuatan senjatanya yang selangkah lebih maju dibandingkan pasukan Mughal dan Hindu. Masjid dan Candi menjadi sasaran penghancuran. Bahdaur sendiri di usir dari istana pada 1858 M, maka sejak saat itu berakhirlah kekuasaan kerajaan Mughal di India dan digantikan oleh imperialisme Inggris.
5. HASIL-HASIL KEBUDAYAAN KERAJAAN MUGHAL
A. Bidang politik dan militer
Sistem yang menonjol adalah politik toleransi universal. Sistem ini sangat tepat karena mayoritas masyarakat India adalah Hindu sedangkan Mughal adalah Islam. Disisi lain terdapat juga ras atau etnis lain yang juga terdapat di India. Lembaga yang menaungi dari Sistim ini adalah Din-I-Ilahi dan Mansabhadari. Di bidang militer, pasukan Mughal dikenal pasukan yang sangat kuat. Mereka terdiri dari pasukan gajah berkuda dan meriam. Wilayahnya dibagi distrik-distrik. Setiap distrik dikepalai oleh sipah salar dan sub distrik di kepalai oleh faudjar. Dengan sistim ini pasukan Mughal berhasil menaklukan daerah – daerah di sekitarnya.
B. Bidang ilmu pengetahuan
Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu pengetahuan. Banyak ilmuwan yang datang ke India untuk menuntut ilmu pengetahuan, bahkan Istana Mughal juga menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Hal ini terjadi karena adanya dukungan dari penguasa dan bangsawan serta Ulama. Misalnya Aurangzeb yang memberikan sejumlah uang yang besar dan tanah untuk membangun sarana pendidikan. Pada tiap-tiap masjid memiliki lembaga tingkat dasar yang dikelola oleh seorang guru. Pada masa Shah Jahan didirikan sebuah Perguruan Tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin bertambah ketika pemerintah di pegang oleh Aurangzeb. Di bidang ilmu agama berhasil dikondifikasikan hukum Islam yang dikenal dengan sebutan Fatawa-I-Alamgiri.
C. Bidang seni dan arsitektur
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun berbahasa India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya alegoris yang mengandung pesan kebijakan jiwa manusia Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri, vila, dan masjid-masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan, dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya Delhi dan Istana Indah di Lahor.
D. Bidang ekonomi
Perekonomian kerajaan Mughal tertumpu pada bidang agraris, mengingat keadaan Geografi dan Geologi wilayah India yang sangat cocok menjadi wilayah agraris. Hasil pertanian kerajaan Mughal yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan. Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu di ekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain tipis bahan gordin yang banyak diproduksi di Gujarat dan Bengawan. Untuk meningkatkan produksi, Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.[6]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kerajaan Mughal merupakan kerajaan islam yang ada di anak benua India, mempunyai ibu kota yang bernama Delhi. Kerajaan Mughal ini merupakan salah satu peninggalan dari peradaban Islam di India. Dengan berdirinya kerajaan ini telah menjadi motivasi untuk membangkitkan kembali peradaban tua di anak benua India yang nyaris tenggelam dan hilang.
Pendiri kerajaan Mughal adalah Zahirudin Muhammad Babur, berasal dari keturunan Timur Lenk dan Jengis Khan. Kerajaan Mughal berdiri pada tahun 932 H/1526M.
Kerajaan Mughal membawa beberapa kemajuan dalam Islam, baik dalam bidang politik, militer, seni, dan juga dalam bidang ekonomi. Peninggalan yang dikenal sampai sekarang dari kerajaan Mughal yang menjadi salah satu keajaiban dunia adalah Taj Mahal.
Kehancuran dari kerajaan Mughal juga dikarenakan faktor – faktor internal dan eksternal hingga pada tahun 1858 M Kerajaan Mughal benar – benar hancur.
Hancurnya kerajaan Mughal bukan berarti tidak meninggalkan apa – apa, kerajaan Mughal meninggalkan kebudayaan – kebudayaan yang hingga saat ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dunia, mulai dari bidang politiknya hingga budaya
DAFTAR PUSTAKA
Syukur Fatah NC, SEJARAH PERADABAN ISLAM, (Semarang, PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2009)
Muslih, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang, Walisongo Press, 2018)
http://iniblogarti.blogspot.co.id/2014/11/makalah-kerajaan-islam-mughal.html
[1] Syukur Fatah NC, SEJARAH PERADABAN ISLAM, (Semarang, PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2009), hlm.142
[2] Muslih, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang, Walisongo Press, 2018), hlm. 243
[3] Muslih, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang, Walisongo Press, 2018), hlm. 244
[4] Syukur Fatah NC, SEJARAH PERADABAN ISLAM, (Semarang, PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2009), hlm.143-144
[5] Muslih, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang, Walisongo Press, 2018), hlm. 244-248
[6] http://iniblogarti.blogspot.co.id/2014/11/makalah-kerajaan-islam-mughal.html
Tidak ada komentar: