Makalah Tauhid menjadi intisari Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tauhid menjadi Intisari Islam
Tauhid sebagai ajaran atau ilmu memiliki kedudukan yang tinggi dalam islam. Kedudukan tauhid dalam ilmu tauhid adalah sebabgai dasar atau pondasi utama bagi ajaran atau ilmu keislaman yang lain seperti syari’ah dan akhlak tasawuf. Dengan kata lain, tauhid berfungsi sebagai pintu gerbang yang mesti dilalui oleh ajaran atau ilmu-ilmu keislaman yang lain.[1]
Tauhid sebagai itisari Islam, nalarya seluruh nabi dan seluruh rasul itu punya tugas membawa misi, minimal 2 misi yaitu risalah dan nubuah. Misi nubuah yang di bawa nabi-nabi dari nabi adam sampai nabi muhammad itu sama membawa misi tauhid yaitu Lailahaillallah (Tiada Tuhan Selain Allah).
Bisa di tafsirkan tiada dzat yang patut di sembah kecuali Allah, berarti meniadakan yang lain hanya ada satu itulah yang disebut tauhid. Agama yang dibawa nabi itu agama tauhid dimana intisari dari agama tauhid itu pengakuan terhadap tuhan yang satu. Sebab agama yang di bawa nabi itu hanya satu yang disebtu agama hanif. Ketika Al-Qur’an datang penamaanya berubah menjadi Islam. Penamaan Islam itu asalnya dari Allah.
B. Manfaat Mempelajari Ilmu Tauhid
Betapa pentingnya tauhid bagi kehidupan manusia, sehingga tauhid ditempatkan pada bagian pertama dan paling utama oleh semuan agama, khususnya agama samawi. Berikut adalah manfaat dari mempelajari ilmu tauhid :
1. Tauhid dapat memerdekakan umat manusia dari segala perbudakan dan penghambaan kecuali kepada Allah SWT. Yang menciptakan dengan bentuk yang sempurna.
2. Tauhid dapat membantu dalam pembentukan kepribadian yang kokoh, arah hidup menjadi jelas, dan tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya kepada Allah SWT. Kepada-Nya tempat menghadap, baik dalam kesendirian atau di tengah keramaian orang, dan selalu memohon kepada-Nya dalam keadaan sempit maupun lapang.
3. Tauhid dapat memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya dengan penuh harap kepada Allah SWT. Dan selalu bertawakal, ridha atas ketentuan-Nya, dan sabar terhadap musibah.
4. Tauhid yang baik dan benar dapat menghilangkan sifat syirik ( menyekutukan Allah SWT ) yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak, yakni sesaat menghadap dan menyembah yang hidup, dan suatu saat menghadap dan menyembah kepada yang mati. Dalam firman-Nya Allah SWT. Menjelaskan : “Hai penghuni penjara, manakah yang lebih baik tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu, ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”. (Q.S Yusuf: 39).
5. Tauhid sebagai pondasi manusia dalam menjalani perintah dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagai hamba yang mulia untuk membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa.
C. Tujuan Membelajari Ilmu Tauhid
Karena itu, tujuan ilmu tauhid dapat dirumuskan sebagai berikut.[2]
1) Agar kita memperoleh kepuasan batin, keselamatkan dan kebahagian hidup di dunia dan di akhirat, sebagaimana yang dicita-citakan.Kalau hanya mengandalkan kemampuan akal saja, belum pasti dan tidak akan pernah berhasil mencapai kepuasan dan kebahagian. Sebagai bukti ialah bahwa kekacauan dunia dimana-mana ditimbulkan oleh mereka yang tidak bertauhid. Banyak pemerkosaan, pembunuhan, perampokan, bunuh diri, mabuk-mabukan hingga menjadi gila dan sebagainya. Semua itu adalah akibat karena orang tidak memberkati diri dengan iman dan tauhid. Manusia yang tidak memperhatikan segi-segi moral dan spiritual atau akidah dan hanya kehidupan lahir saja adalah manusia yang dihinggapi sikap batin yang beku (akalnya tidak berfungsi atau bekerja menurut semestinya). Oleh karena itu, manusia perlu penghidupan batinnya dengan iman dan tauhid, agar mau dan mampu mengikuti petunjuk Allah yang tidak mungkin salah, sehingga tujuan mencari kepuasan dan kebahagian itu benar-benar terjadi. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Q.S. Al-Baqarah: 189, yakni: “Dan bertakwalah kamu kepada Allah, supaya kamu berbahagia”
2) Agar kita terhindar dari pengaruh akidah-akidah yang menyesatkan, yang sebenarnya hanya hasil pikiran atau kebudayaan semata-mata, atau hasil perubahan yang dilakukan terhadap seseorang Nabi dan Rasul yang sebenarnya. Sedangkan tujuan perubahan itu semata-mata politik, sehingga karenanya di dunia ini selalu terjadi perebutan pengaruh diantara penganut agama-agama yang berbeda-beda. Di satu pihak ingin menyebarluaskan serta mempertahankan kebenaran dan kejujuran dalam beragama, dilain pihak ingin mempertahankan pengaruhnya dalam masyarakat, Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Q.S. Al-Baqarah: 213, yakni: “Manusia itu adalah umat yang satu (setelah timbul perselisihan, maka Allah mengutus para Nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi ganjaran dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri.”
3) Agar terhindar dari pengaruh faham-faham yang dasarnya hanya teori kebendaan (materi) semata. Seperti kapitalisme, komunisme, sosialisme, materialism, kolonialisme dan sebagainya yang semuanya itu bertujuan hanya mengumpulkan dan memperebutkan harta. Sehingga dengan berpegang kepada iman yang benar dan tauhid, terhindarlah dari pengaruh ajaran yang menyesatkan.
Tidak ada komentar: