Ads Top

Pythagoras



Pythagoras berasal dari Samos, Yunani kuno. kira-kira tahun 580 SM. Menurut tahun kelahirannya, dia dewasa kira-kira pada tahun 532 SM, seangkatan dengan Xenophanes. Ia meninggalakn Pulau Samos menuju pulau Croton, sebelah selatan semenanjung Italia dikarenakan ia tidak menyukai pemerintahan Polycrates yang seorang tiran yang kejam. Sebelum di Croton, ia pernah melakukan perjalan ke Mesir dengan tujuan menambah wawasan dan mengembangkan cakrawala pemikiran.  
Ayahnya menitipkan Pytaghoras kepada Creophhilus untukk diberikan pendidikan secara khusus. Pythagoras mempelajari sastra, pusisi dan bermain alat musik. Setelah lulus dari guru Creophilus, melanjutkan berguru pada Pherekydes. Guru ini memberi bekal mengenai filsafat, mistik, dan mitologi. Ia juga mmeperoleh ajaran mengenai  hubungan jiwa dan tubuh. Dari ajaran itulah Pythagoras memperoleh inspirasi awal mengenai keharusan berperilaku bersih agr jiwa terjaga kesuciannya.
Setelah guru Pherekydes, Pythagoras menambah wawasan dengan berlanjut berguru dengan Thales. Namun ketika ia belajar dengan Thales, umurnya sekitar 63 tahun, sehingga tugas mengajarnya telah diserahkan pada murid seniornya, Anaximander. Dari guru Thales, ia mendapatkan ilmu tentaang matematika, sedangaan dari Anaximander didapatkanlah pelajaran mengenai geometri dan kosmologi.
Pythagoras mengikuti anjuran gurunya untuk memperdalam ilmunya ke Mesir. Pada tahun 535 SM Pythagoras berlayar ke Mesir. Ada dua hal penting berkenaan dengan kepergiannya ke Mesir. Pertama, meneruskan minatnya mempelajari ilmu-ilmu di Mesir. Kedua, menghindari ancaman pemerintahan diktatot Polycrates.
Di Mesir, Pythagoras mempelajari matematika, astronomi dan peradaban Mesir yang sangat mengagumkan. Ia juga mempelajari ritus agama dan ketuhanan. Karena adanya peperangan antara Mesir dan Persia, yang pada akhirnya Mesir mengalami kekalahan dan ditawan di Babilonia. Pythagoras pun termasuk dalam pembuangan. Pada masa pembungan itu, Pythagoras mendapatkan tambahan ilmu aritmatika dan musik. Pendeta Majusi menyarankan Pythagoras untuk pergi ke India.
Di Hindustan yang kla itu dikuasai bangsa Arya, Pythagoras terkagum-kagum dengan kemajuan peradaban negeri itu. Kepada pendeta Hindustan, Pythagoras mempelajari konsep mengenai penyatuan jiwa. Dari ajaran para pendeta Hindusta itulah tampaknya Pythagoras mengembangkan konsep Filsafat, bahwa jiwa kita semua akan menyatu kembali kepada Yang Maha Suci.
Selain adanya agama Hindu, berkembang juga agam baru yang disebarkan Sidharta Gautama yang terkenal dengan ajaran Budha.
Karena sang pemimpin Samos, Policrates telah tewas dibunuh, orang Babilonia menyarankan untuk kembali ke Samos. Kemudian ia kemabli pada tahun 520 SM. Di Samos ia mendirikan sekolah yang disebut Semicircle. Ia mengajarkan kebajikan utntuk kembali menata kota Samos. Karena tidak mendapat tanggapan, pada tahun 518 SM, Pythagoras meninggalkan kampung halaman.
Ia berkelana sambil mengajarkan pandangan hidupnya kepada siapapun yang mau mendengarkan. “Saudara-saudaraku, kebenaran hanya dapat didapatkan dengan jiwa yang suci dan tulus. Alam menuntut matematika yang harmonis. Jiwa juga harus harmonis dengan alam.”
Di Croton, kota yang baru dikalahkan oleh Locri. Ia mendirikan suatu perkumpulan tarekat agama yang biasanya disebut kaum Pythagoras. Ia mendirikan sebuah agama yang ajaran utamanya adalah perpindahan jiwa.
 Ajaran ia sangat berpengaruh kepada masyarakat, sampai-sampai ia tinggal disana selama dua puluh tahun. Tetapi belakangan warga kota itu menentangnya sehingga Pythagoras harus pindah dan kemudian ia menetap di Metapontion, masih wilayah Italia Selatan, sampai akhir hayatnya.
Semasa hidupnya, Pythagoras dianggap sangat berjasa bagi perkembangan ajaran keagaaman dan matematika. Ia lah orang pertama yang menggabungkan pemikiran teologi dengan matematika.
Seperti halnya Thales,  Phytagoras meninggalkan karya apapun. Oleh karna itu, para sejarawan sangat sulit untuk membedakan antara pendapat pythagoras dan pendapat murid-muridnya. Ajaran yang diajarkan Pythagoras dan murid-muridnya sudah bercampur menjadi satu. Maka dari itu tidak bisa dikatakan semua adalah ajaran kaum Pythagoras, namun dikatakan paham kaum Pythagoras.
Sepeninggalnya Pythagoras, madzhab Pythagorean terpecah menjadi dua aliran. Aliran oertama lebih menekankan prakte mental-spititual ketat dan bersifat mistis-metafisi atau disebut aliran akusmatikol. Sedangkan aliran kedua lebih menenkankan penyelidikan-penyelidikan ilmu alam dengan dilandasi matematika dan metode ilmiah atau disebut aliran mathe matikol.
Sebagai filsuf, cara Pythagoras bekerja merumuskan dalil-dalil filsafat selalu berpijak pada ketinggian moral budi manusia. Sistem filsafat Pythagoras yang menyelaraskan ilmu-ilmu pasti sepeerti matematika, ilmu alam maupun astronoi dengan kpercayaan mistis-religius tidak saja hanya memengaruhi sistem filsafat Plato. 

1.     Tentang Jiwa yang Abadi
 Ajaran mereka mendidik kebatihan dengan menyucikan ruh. Pythagoras dan murid-muridnya mempercayai bahwa jiwa tidak pernah mati atau hidup selamanya. Dalam kenyataan manusia bisa mati, badan boleh hancur namun jiwa masih utuh. Meraka mempercayai adanya jiwa yang hidup pascakematian mengalami perpindahan (transmigration of soul)  ke tubuh atau tempat-tempat lain. Tergantung semasa dia hidup.
Orang yang jiwanya kotor kemudian mati, maka jiwanya akan berpindah pada binatang. Karna begitu rendahnya, apabila mereka ingin menemukan bersama ilahi, dia harus disucikan terlebih dahulu. Dengan berbagi pantangan, seperti tidak boleh memakan buncis, menyentuh ayam jago, dll.
Menurut kepercayaan Pythagoras, manusia itu berasal dari Tuhan, jiwa itu adalah penjelmaan dari pada Tuhan jatuh ke dunia. Dan ia kembali ke langit ke dalam lingkungan Tuhan semula apabila sudah habis dicuci dosanya itu.
Untuk mencapai hidup murni haruslah orang memantangkan makan daging dan kacang. Menurut kepercayaannya, sifat binatang buas hinggap di udara. Dengan keprcayaannya itu, Pythagoras menganjurkan vegetarisme, yang memakan sayur mayur dan buah-buahan saja .
Menurut keyakinan kaum Pytagoras, setiap waktu orang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya sehari-hari dalam hati sebelum ia tidur malam. Hendaklah ia mengintropeksi diri atas segala perbuatannya seharian. Ia harus menanyai dirinya: apa kekuranganku hari ini? Larangan mana yang ku laranggar? Periksa peristiwa seharian sampai tuntas. Jika kamu bersalah, hendaklah kamu bertobat. jika kamu berbuat baik, maka berbahagialah kamu.
Untuk bisa menjadi anggota kaum Pythagoras, hendaklah berdiam diri lebih dahulu, tidak berkata-kata selama lima tahun lamanya. Apabila dia bertahan dalam percobaan itu, barulah ia diakui sebagai kawan. Setiap apa yang ingin kita kerjakan telah ditentukan pembagian kerja antara amal pikiran dan gerak badan.
2.      Bilangan Mujarab
Berlagu dengan musik adalah sebuah jalan untuk membersihkan ruh. Dalam penghidupan Pythagoras, musik itu dimuliakan. Berdasarkan hasil penelitiannya terhadap tangga nada dalam musik dari sudut pandang matematika, ia kemudian meneliti alam semesta dengan sudut pandang matematika pula.
Selain dari ahli mistik, Pythagoras juga disebut sebagai ahli pikir. Terutama dalam ilmu matematika. Dialah yang pertama mengemukakan teori dari hal angka-angka yang menjadi dasar ilmu berhitung. Dan karena dialah orang mendapatkan keinsyafan bahwa berhitung itu bukan hanya kecakapan menghitung seperti yang dilakukan sehari-hari. Kita juga pasti mengenal segitiga Pythagoras. Pythagoras pula yang mengajarkannya.
Menurut Pythagoras, alam ini tersusun dari angka-angka dimana ada matematika, ada susunan, ada kesejahteraan. Bintang banyak yang ada di langit menyatakan kedudukan yang teratur, kesejahteraan yang sebesar-besarnya. Bintang-bintang di langit mempunyai gerak yang teratur, mempunyai edaran yang pasti menurut irama yang tetap. Sebab itu, Pythagoras lebih suka membahas tentang “kesejahteraan di langit”.
Menurut kebiasaan Pythagoras membedakan angka menjadi dua, yaitu angka genap dan angka ganjil. Yang genap itu iodak terhingga dan yang ganjil itu menentukan. sebagaimana angka terdiri dari yang ganjil dan yang genap, demikian juga barang-barang didunia ini tersusun dari apa yang bertentangan. Angka yang menjadi dasar adalah satu, karena angka satu adalah genap dan ganjil. Angka tiga juga ajaib, karena padanya terdapat awal pertengahan dan akhir. Angka empat juga disebut mahabesar, sebab 1+2+3+4=10. Dan sepuluh adalah angka yang sepenuh-penuhnya, sebab hitungan dari itu keatas tidak lain hanya mengulangi saja dari satu sampai sepuluh.
Mereka mencontohkan, unsur-unsur alam semesta terdiri dari bilangan genap dan ganjil atau terbatas dan tak terbatas. Bilangan yang menggabungkan antara yang ganjil atau akan menimbulkan keselarasan atau harmoni. Ibarat bilangan ganjil 1 laksan unsur panas, sedangan bilangan genap 2 adalah unsur dingin, apabila kedua angka itu digabungkan, akan menghasilkan angka 3, yaitu kehangatan.
Kaum Pythagoras tidak dapat menyangkal segala aturan yang ditetapkan oleh Phytagoras. Kata-katanya tidak dapat bantah oleh pengikutnya. 
3.      Tentang Alam Semesta
Pandangan pythagoras dan muridnya tentang alam semsta sangatlah menarik. Mereka sepakat bahwa pusat alam semesta bukanlah bumi, melainkan api. Api ini, oleh para pemikir sesudahnya, diartikan sebagai matahari. Jadi pandangan mereka tentang alam semesta sudah sangat maju dan bersifat heliosentris seperti yang diyakini orang-orang kontemporer. Namun sayang, mereka kemudian lebih terpengaruh dengan teori geosentris dari Aritoteles. Sehingga selama beberapa abad, teori  kaum Pythagoras lenyap dari dunia pemikiran sebelum akhirnya muncul kembali di awal abad moderen. Yakni ditangan Copernicus.       
Pengaruh geometri terhadap filsafat dan metode ilmiah cukup mendalam. Geometri yang diciptakan bangsa Yunani, berangkat dari aksioma-aksioma yang, (atau diangmemakai jangka memakai jangkagap sebagai) jelas dengan sendirinya (self evident), dan melalui penalaran deduktif, terus melangkah smpai ke torema-teorema yang jauh dari sifat jelas-dengan sendirinya. Geometri berurusan dengan lingkaran-lingkaran eksak: bagaimanapun cermatnya kita, tetap akan ada kekurangsempurnaan dan ketidakaturan. Ini membuktikan pandangan bahwa semua penalaran eksak hanya berkenaan dengan objek-objek yang berbeda dengan objek inderawi.
Kombinasi natematika dan teologi yang bermula dari Pythagoras telah menanamkan ciri pada filsafat yang bercorak religius di Yunani, di Abad pertengahan, dan di zaman moderen hingga Kant. 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.